Dalam partai semifinal kontra Jawa Barat, Selasa (18/9/12), 'Tim Ibukota' dipaksa menyerah dengan skor 83-88. Dengan demikian, Jabar berhak melaju ke final untuk menghadapi Jawa Tengah.
Di perebutan medali perunggu yang berlangsung di Hall basket Rumbai, Rabu (19/9/12), DKI Jakarta mampu menundukkan Jawa Timur dengan skor 77-56.
Nickylaus Ramandara menjadi penyumbang angka terbanya dengan 16 poin dan diikuti oleh Fade Achnaf, 12 poin. Dari kubu Jatim, Achmad Syarif menjadi pemain yang paling banyak mencetak angka, 17 poin.
Meski bukan memperebutkan medali paling bergengsi, DKI Jakarta yang dibesut Tjetjep Firmansyah, tetap tampil penuh semangat.
Permainan atraktif Nickylaus dan Fade Achnaf, terbukti efektif untuk menembus pertahanan Jatim. Kuarter pertama dimenangi DKI Jakarta dengan skor 19-14.
Di kuarter kedua, Jakarta tak mengendurkan tekanan, sehingga berhasil menutup dengan skor 40-33.
Dominasi DKI Jakarta kian terlihat di kuarter ketiga yang kemudian mampu ditutup dengan skor 65 berbanding 43.
Di kuarter penentuan, DKI tak terbendung lagi dan memenangi pertandingan dengan skor akhir 77 kontra 56.
Ketika dimintai tanggapan soal kegagalan pasukannya mempertahankan gelar juara, coach Tjejep Firmansyah enggan berkomentar. Rifky Antolyon selaku asisten pelatih pun mewakili.
"Kegagalan ini merupakan persoalan mental. Di semifinal, Jabar lebih enjoy pada kuarter pertama sehingga mampu meraih poin lebih banyak. Beban yang kami miliki adalah mempertahankan gelar juara dan ditambah lagi beban belum pernah kalah," ujar Rifky.
Dengan hasil maksimal medali perunggu, asisten pelatih merasa perlu ada pembenahan terutama faktor mental bertanding Andakara Dhyaksa cs dan hasilnya akan dibuktikan empat tahun mendatang, di Jawa Barat.
"Aturan pada basket hanya juara 1, juara 2 dan tuan rumah yang otomatis lolos tanpa harus ikut Pra PON. Dengan hasil ini, masih ada satu yang tempat tersisa untuk juara 3, karena PON 2016 tuan rumahnya Jabar," Rifky menutup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar